Untuk menghilangkan gambar background dari sebuah foto dengan cepat, terutama foto wajah, dapat menggunakan aplikasi smartphone Android bernama Background Eraser. Untuk di komputer, dapat menggunakan aplikasi web bernama Cutout.Pro, Background Remover, dan Remove Background. Proses background removal dilakukan secara online dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Meskipun demikian, hasil yang didapat tidak selalu seperti yang diharapkan. Kadangkala masih ada bagian gambar background yang tidak terhapus atau malah kelebihan terhapus.
Jika proses background removal ingin dilakukan secara off line, dapat menggunakan sebuah program bernama Rembg yang berbasis Phyton script. Cara kerja program Rembg ini adalah dengan menggunakan algoritma model, misalnya model wajah manusia, tubuh manusia, benda, dan lain-lain. Keuntungan program Rembg ini adalah dapat me-remove background secara batch dari semua file gambar yang ada dalam sebuah folder. Oleh karenanya, dapat juga diterapkan untuk memproses file video. Caranya adalah dengan mengubah frame-frame video menjadi image sequence terlebih dulu. Setelah melewati tahap background removal, image sequence tadi dirangkai kembali menjadi sebuah file video yang transparan (RGBA). Contoh batch command Rembg untuk memproses 1 file gambar: rembg i "image input,jpg" "image ouput.png" atau rembg i -m u2net_human_seg "image input,jpg" "image ouput.png" di mana: Parameter -m u2net_human_seg adalah algoritma model yang umum digunakan untuk foto berisi gambar orang secara keseluruhan (wajah dan tubuh). Contoh batch command Rembg untuk memproses semua file gambar dalam sebuah folder: rembg p "D:\Images" "D:\Images\Output" atau rembg p -m u2net_human_seg "D:\Images" "D:\Images\Output" Untuk mengubah file video menjadi image sequence dan sebaliknya, lihat blog berjudul: "Mengekstrak Still Frame dari Video dengan Selang Waktu Tertentu" dan "Mengubah Image Sequence Menjadi File Video"
0 Comments
Khusus untuk merestorasi foto wajah yang buram karena resolusi rendah, dapat menggunakan sebuah program berbasis Phyton script bernama CodeFormer. Tidak seperti cara lama yang menggandakan piksel untuk menaikkan resolusi gambar, CodeFormer menggunakan algoritma berbasis pendekatan data model (disebut sebagai pre-trained model) untuk menggantikan gambar bagian wajah yang buram atau yang hilang karena terkelupas ("scratched"). Kelemahannya adalah gambar wajah menjadi tidak sesuai dengan bentuk aslinya (palsu) karena menggunakan model pengganti yang dianggap mirip saja. Misalnya, warna dan bentuk mata yang tidak sesuai aslinya, bentuk bibir yang berbeda, dan lain sebagainya. Namun, algoritma dan pre-trained model wajah ini masih terus berkembang, sehingga kelak seharusnya makin mirip aslinya.
Instalasi program ini membutuhkan sedikit pengetahuan tentang baris perintah di Windows Command Prompt dan Phyton. Pastikan program Phyton sudah terinstalasi pada "PATH" yang benar dan sudah di-setting menjadi "Environment Variable" di sistem operasi Windows. Kemudian, ikuti langkah-langkah instalasi Phyton dependencies package-nya dari situs https://github.com/sczhou/CodeFormer#dependencies-and-installation. Setelah itu, instalasikan juga Pre-trained Models-nya dari link https://github.com/sczhou/CodeFormer#quick-inference. Jika semua paket dan modul pendukung Phyton sudah ter-install dengan benar, maka tinggal menuliskan baris perintah pada jendela Command Prompt di mana file script CodeFormer (file .py) tersebut berada. Contoh penulisan command-nya dapat dilihat di laman https://github.com/sczhou/CodeFormer#prepare-testing-data. Perlu dicatat, karena tidak semua dependencies package dari script CodeFormer ini mendukung karakter Unicode (UTF-8 encoding), maka nama file dengan karakter Unicode (misal Korea, Jepang, China, Arab, dll.) sebaiknya di-rename terlebih dahulu ke latin. Adapun baris perintah script CodeFormer untuk restorasi foto wajah secara umum berbentuk: python inference_codeformer.py -i "path to file" -w 0.7 -s 2 --bg_upsampler realesrgan --face_upsample -o "path to output folder" contoh: python inference_codeformer.py -i "D:\Photos\my photo.jpg" -w 0.7 -s 2 --bg_upsampler realesrgan --face_upsample -o "D:\Photos" Untuk proses up-scaling, CodeFormer menggunakan algoritma dari Real-ESRGAN. Algoritma CodeFormer ini juga dapat diterapkan untuk merestorasi gambar wajah pada video, tetapi prosesnya akan sangat lama kalau hanya menggunakan tenaga CPU dan tidak menggunakan GPU (NVIDIA RTX) terpisah/diskret. Spesifikasi CPU yang direkomendasikan adalah menggunakan prosesor Intel i7 atau i9 (minimum generasi ke-11; keluaran akhir tahun 2020). Untuk mencoba dan melihat contoh hasil restorasi foto wajah secara online menggunakan algoritma CodeFormer ini, dapat mengakses laman https://huggingface.co/spaces/sczhou/CodeFormer. Terdapat banyak aplikasi di smartphone Android untuk merestorasi foto wajah menggunakan algoritma pendekatan data model. Yang hasilnya cukup baik di antaranya adalah Pixelup-AI Photo Enhancer (hati-hati, versi ads-free-nya adalah untuk per device, bukan per Google account) dan Vivid AI Photo Enhancer. Hindari penggunaan aplikasi "deep fake" yang memalsukan wajah dengan tujuan yang tidak benar dan tidak beretika, meskipun hanya beralasan sekedar "fun". Untuk merestorasi gambar/foto yang buram karena beresolusi rendah (low resolution), dapat menggunakan program command-line Real-ESRGAN yang menggunakan algoritma sintesis data model. Resolusi gambar dapat diperbesar hingga 4 kali. Namun, cara restorasi gambar dengan algoritma ini ada kelemahannya. Gambar berisi teks dengan ukuran yang terlalu kecil tidak akan terestorasi dengan baik. Restorasi gambar-gambar berisi vektor seperti anime akan lebih baik hasilnya daripada gambar foto.
Ada 2 versi Real-ESRGAN, yakni versi executable file (EXE) dan versi Phyton script (Py). Untuk Real-ESRGAN versi EXE atau dapat disebut juga versi Vulkan, syarat utama untuk menjalankannya adalah Graphic Processing Unit (GPU) yang digunakan sudah mendukung teknologi Vulkan. Untuk mengetahuinya, dapat menggunakan software GPU-Z. Untuk cara penulisan baris perintahnya, dapat dibaca di bagian "README" di laman https://github.com/xinntao/Real-ESRGAN/#portable-executable-files-ncnn. Real-ESRGAN versi Pyhton script (Py) dapat dijalankan di komputer yang GPU-nya belum mendukung teknologi Vulkan, tetapi berjalan dengan (sangat) lambat. Real-ESRGAN yang dijalankan dengan Phyton script juga dapat digunakan untuk merestorasi gambar wajah (face enhancement). Untuk itu, perlu di-install terlebih dulu beberapa dependent packages (modul). Tahap-tahapnya dapat dilihat di laman https://github.com/xinntao/Real-ESRGAN/#-dependencies-and-installation. Untuk cara penulisan command-line Python script-nya dapat dilihat di laman https://github.com/xinntao/Real-ESRGAN/#python-script. Sebagai catatan, nama file gambar yang diproses tidak boleh memiliki karakter Unicode (UTF-8), misal huruf kanji, Yunani, Arab, dan lain-lain. Jika ada, rename dahulu ke nama file latin. Jika tidak ingin menggunakan cara command-line (baris perintah) seperti di atas, dapat menggunakan software Topaz Gigapixel AI. Software ini juga sudah mendukung restorasi wajah. Hanya saja harga software ini tidaklah murah. Di samping itu, performance GPU dan CPU harus tinggi agar proses restorasi dapat berjalan dengan cepat. Jika memungkinkan, gunakan GPU terpisah sekelas NVIDIA RTX dan prosesor CPU sekelas Intel Core i7/i9 dengan generasi terbaru (min. generasi ke-11). Di samping itu, ada juga software untuk image upscaler yang free dan open source, yaitu software Upscayl, yang pada dasarnya menggunakan algoritma Real-ESRGAN. Software Upscayl lebih cocok digunakan untuk upscaling gambar berbasis vektor. Sewaktu membaca sebuah artikel yang berguna di smartphone dengan menggunakan web browser, misalnya Chrome, kadangkala kita ingin menyimpannya sebagai file arsip. Cara yang umum adalah melakukan screenshot dan save ke file gambar.
Namun, bagaimana caranya untuk menyimpan seluruh artikel tersebut dalam file format PDF? Caranya adalah dengan menggunakan aplikasi PrinterShare. Klik menu "Share..." yang ada di web browser Chrome (menu "hamburger" atau "titik tiga" di pojok kanan atas) dan pilih ikon aplikasi "PrinterShare". Klik tombol "Print". Di bagian opsi, pilih paper size (misal, A4) dan pilih printer "Print to PDF". Kemudian, tentukan halaman yang akan di-print, apakah semua atau halaman tertentu saja. Lihat juga blog berjudul "Printing Langsung dari Gadget Android" Kadang-kadang kita mempunyai banyak file foto/gambar di komputer yang harus dikelompokkan ke dalam berbagai folder yang belum dibuat. Adalah melelahkan jika harus membuat banyak folder dan menamainya satu per satu di aplikasi desktop File Explorer. Ada cara yang lebih cepat, yakni membuat daftar nama folder dan subfolder-nya terlebih dulu pada sebuah file teks (misal, list.txt) atau file CSV (comma-separated values) yang mendukung karakter unicode UTF-8 (misal, list.csv). Gunakan aplikasi Notepad dan software Excel untuk membuat file TXT dan file CSV. Daftar nama folder dituliskan per baris ke bawah, bukan menyamping. Kemudian, jalankan batch script (file BAT) berikut ini. for /f "tokens=1 delims=" %%d in (list.txt) do md "%%d" atau for /f "tokens=1 delims=::" %%d in (list.csv) do md "%%d" Ingatlah, file BAT, file TXT atau file CSV-nya harus berada dalam parent folder atau current folder yang sama.
Secara default, folder path dari aplikasi-aplikasi desktop yang ada di Windows disembunyikan (hidden); tidak seperti software yang umumnya terinstalasi di folder path "C:\Program Files\" atau di "C:\Program Files (x86)\". Untuk memperoleh daftar atau list semua aplikasi desktop yang ada di Windows, ketik command berikut ini di aplikasi desktop Powershell atau Windows Terminal Command Prompt.
Get-AppxPackage >e:\Download\apps.txt Nantinya akan dihasilkan sebuah file teks bernama apps.txt pada folder path "E:\Download\" yang berisi daftar semua aplikasi desktop (bukan daftar software) yang ter-install di Windows. Dengan menggunakan aplikasi Notepad, carilah nama program dan perhatikan path dari file exe-nya di bagian "InstallLocation". Misalnya, untuk aplikasi WA Desktop, file exe-nya ada di path: C:\Program Files\WindowsApps\5319275A.WhatsAppDesktop_2.2228.14.0_x64__cv1g1gvanyjgm\app\WhatsApp.exe Dengan mengetahui folder path dari aplikasi desktop yang "tersembunyi" tersebut, kita dapat membuat shortcut dan menjalankan aplikasi tersebut dengan cepat. Untuk mengakses system utility atau program di Windows dengan cepat, dapat dibuat semacam dashboard shortcut ke program-program tersebut. Untuk itu, dapat menggunakan software AutoPlay Menu Builder dan Autorun Max!. Software ini sebenarnya ditujukan untuk membuat menu auto-run pada CD/DVD. Namun, dapat juga digunakan untuk membuat menu pada hard drive lokal.
Tampilan dan content menu dashboard dapat dibuat sesuai kebutuhan, misalnya kita ingin mengakses Control Panel, menjalankan sebuah program, membuka sebuah file, atau sekedar meng-explore sebuah folder yang sering dibuka dengan sekali klik saja. Dilihat dari fungsinya, dashboard shortcut ini hampir sama seperti shortcut program yang ada di Windows Desktop, hanya saja dikemas dalam bentuk sebuah menu yang dapat di-customized secara khusus. Berikut ini adalah contoh beberapa shortcut khusus yang dapat dibuat di software AutoPlay Menu Builder. Shortcut ke folder aplikasi Windows: %WinDir%\explorer.exe shell:::{4234d49b-0245-4df3-B780-3893943456e1} Catatan: %WinDir% adalah variable path ke C:\Windows Shortcut ke Windows Desktop: %WinDir%\explorer.exe shell:::{3080F90D-D7AD-11D9-BD98-0000947B0257} Shortcut ke Control Panel: C:\Users\%Username%\AppData\Roaming\Microsoft\Windows\Start Menu\Programs\System Tools\Control Panel Catatan: %Username% adalah environment variable dari user name. Untuk mengetahui user name, ketik "echo %USERNAME%" (tanpa tanda kutip) di Command Prompt (CMD Prompt). Shortcut ke System Properties: %SysDir%\sysdm.cpl Catatan: %SysDir% adalah variable path ke C:\Windows\System32 Shortcut ke Windows Spotlight: C:\Users\%Username%\AppData\Local\Packages\Microsoft.Windows.ContentDeliveryManager_cw5n1h2txyewy\LocalState\Assets Shortcut ke WhatsApp Desktop Application: C:\Program Files\WindowsApps\5319275A.WhatsAppDesktop_2.2228.14.0_x64__cv1g1gvanyjgm\app\WhatsApp.exe Jika ingin menggunakan green screen background pada saat online meeting, misalnya dengan aplikasi desktop Zoom, dapat menggunakan Impraboard warna hijau muda terang yang disenderkan pada senderan kursi. Ukuran Impraboard-nya harus cukup besar (minimum 30 inch x 40 inch atau 75 cm x 100 cm; tebal 3 mm) agar dapat melingkupi kepala hingga pinggang. Untuk kursi yang mempunyai sandaran tangan (arm rest), Impraboard dapat diletakkan di atasnya agar kelihatan lebih tinggi pada tampilan webcam. Gunakan lampu dari atas kepala agar Impraboard-nya terpapar cahaya dengan merata dan bayangan badan jatuh menyudut ke bawah. Resolusi webcam dipilih pada 640 x 480p dengan rasio 4:3 agar sudut pandang (FOV) tidak melebar ke samping. Sebagai catatan, pemasangan Impraboard lebih cepat dan praktis ketimbang pemasangan kain green screen berbahan spunbond jika objeknya hanya duduk saja. Jangan kuatir akan permukaan Impraboard yang sedikit bergelombang karena tidak akan nampak jelas pada kamera webcam daripada bekas lipatan kain green screen spunbond yang sering berkerut. Pada umumnya, layar smartphone akan off dengan sendirinya setelah beberapa saat jika tidak ada aktivitas, terkecuali di-setting secara khusus agar tetap menyala. Namun, ada saatnya kita menginginkan agar layar smartphone tetap dalam keadaan on, misalnya pada saat membaca e-book, artikel berita, atau pada saat smartphone sedang di-remote dari komputer. Untuk membuat layar smartphone Android tetap dalam keadaan on atau menyala, dapat menggunakan bantuan aplikasi MacroDroid. Adapun contoh instruksi macro/makro dari app MacroDroid yang digunakan dapat diunduh dari link di bagian bawah artikel ini. Dalam contoh ini, akan ada 2 floating button sebagai trigger untuk menjalankan instruksi macro bernama "Screen On" dan "Screen Off". Macro "Screen On" untuk membuat layar smartphone tetap menyala dan macro "Screen Off" untuk mengembalikan kondisi agar layar dapat padam dan terkunci jika tidak digunakan. Sebagai catatan, jangan lupa untuk menjalankan macro "Screen Off" jika macro "Screen On" sudah tidak lagi digunakan. Lihat juga blog atau artikel terkait berjudul "Menjalankan Makro pada Smartphone".
Gunakan klik kanan dan save as macro file untuk mengunduh file makro dari app MacroDroid ini.
Untuk men-sharing mouse dan keyboard antara smartphone dan komputer, dapat menggunakan aplikasi DeskDock Pro yang di-install di smartphone dan software DeskDock Server yang di-install di komputer.
Aplikasi unik ini menjadikan layar smartphone seolah-olah seperti "extended monitor" dari komputer. Posisi kursor dan pointer dari mouse dapat berada di layar monitor komputer maupun "menyeberang" ke layar smartphone. Demikian juga keyboard dapat berfungsi di layar monitor maupun layar smartphone. Dengan cara sharing mouse dan keyboard seperti ini berarti kita dapat mengendalikan/me-remote smartphone dari komputer. |
AuthorMultimedia Archives
September 2024
Categories |