Untuk mengubah image sequence menjadi sebuah file video, dapat menggunakan batch command program FFmpeg seperti tiga contoh berikut ini.
ffmpeg -framerate 30 -i "image%%04d.png" -c:v qtrle "output_RGBA.mov" ffmpeg -framerate 30 -i "image%%04d.png" -c:v ffv1 "output_RGBA.mkv" ffmpeg -framerate 30 -i "image%%04d.png" -c:v libx264 "output_RGB.mp4" di mana: "image%%04d.png" adalah nama file image sequence dengan padding nol 4 digit (image0001.png, image0002.png, image0003.png, dst.) File-file gambar di-rename dan diurutkan (di-sort) terlebih dulu menjadi bentuk seperti di atas. Jika image sequence-nya terdiri dari file-file gambar format PNG yang transparan, maka file video yang dihasilkan juga akan transparan, asalkan di-save dalam format dan codec video yang mendukung transparansi (RGB + alpha channel). Misalnya, format MOV dengan codec QTRLE (Quick Time Animation) dan format MKV dengan codec FFV1. Untuk format video MP4 dengan codec libx264 (H.264/AVC), tidak mendukung transparansi. Jika tidak ingin menggunakan bentuk baris perintah FFmpeg, dapat menggunakan software Shutter Encoder. Software Shutter Encoder itu sendiri sebenarnya adalah salah satu bentuk tampilan antarmuka (GUI) dari program FFmpeg, ditambah dengan fungsi-fungsi lainnya.
0 Comments
Untuk mengekstrak still frame (gambar statis) dari sebuah video dengan interval waktu tertentu, dapat menggunakan program command-line FFMPEG dengan batch script (dalam .bat file) berikut ini.
ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/t image-%%04d.jpg di mana: t = interval waktu dalam detik. "video input.mp4" = file video MP4 (tanda petik untuk nama file MP4 bisa tidak dituliskan, jika nama file-nya hanya terdiri dari 1 kata saja, tanpa spasi). image-%%04d.jpg = still frame dalam format gambar JPG; nama file-nya terdiri dari 4 digit dengan padding nol (image-0001, image-0002, image-0003, dan seterusnya). File ffmpeg.exe dan file video MP4 harus berada di dalam folder yang sama. Sebagai contoh, untuk mengekstrak still frame dari sebuah video setiap 1 detik, maka script-nya adalah: ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/1 image-%%04d.jpg Untuk interval 5 detik, script-nya menjadi: ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/5 image-%%04d.jpg Untuk interval 60 detik (1 menit), script-nya menjadi: ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/60 image-%%04d.jpg Pertanyaannya sekarang, bagaimana mengekstrak seluruh frame (image sequence) dari sebuah video? Cukup hilangkan saja parameter -r dan interval waktunya, sehingga script-nya menjadi: ffmpeg -i "video input.mp4" image-%%04d.jpg Sebagai catatan tambahan, jika menjalankan script tersebut bukan dari batch file (file .bat), melainkan langsung di jendela Command Prompt (CMD prompt), Powershell (Win 10), atau Terminal (Win 11), maka bentuk command-line atau baris perintahnya menjadi: ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/t image-%04d.jpg Perhatikan tanda "%" hanya dituliskan sekali saja. Cara lain jika tidak mau menggunakan batch script adalah dengan menggunakan software Vovsoft Video to Photos. Frame dapat diekstrak seluruhnya atau tiap interval waktu dalam milidetik. Level track audio dari file video yang di-upload ke YouTube sebaiknya memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh mereka. Jika level audionya terlalu besar, maka akan dikecilkan. Namun, jika volumenya terlalu kecil, tidak akan dibesarkan. Jadi, pastikan level audio dari video yang kita unggah mempunyai nilai Integrated Loudness di angka -14 LUFS dan Maximum True Peak di angka -1 dB. Bagaimana cara memperoleh nilai loudness mendekati standar tersebut? Prosedur di bawah ini dapat diterapkan untuk file video MP4 yang sudah jadi atau yang sudah di-render. 1. Pertama-tama, buka file video MP4 dengan software Audacity 64 bit yang sudah di-install dengan plugin FFmpeg (lihat blog berjudul "Membaca Track Audio dari File Video MP4 di Audacity"). Kemudian, pilih menu efek "Loudness Normalization". Pilih "perceived loudness" dan set ke angka -14 LUFS. Klik tombol "Apply". 2. Kedua, gunakan efek "Normalize" dan set "Normalize peak amplitude to" ke angka -1,0 dB atau kalau mau aman ke angka -1,5 dB. Klik tombol "Apply". Jika menggunakan proses "Normalize" malah membuat volume audio mengecil, maka gantilah dengan efek "Limiter". Set-lah nilai "Limit to" ke angka -1,5 dB dengan tipe "Soft Limit". Terakhir, "Save as" hasilnya ke file audio format WAV. Sebagai catatan, dapat juga menggunakan fitur "macro" pada Audacity untuk memproses beberapa file MP4 secara sekaligus. 3. Selanjutnya adalah mengganti track audio dari file video MP4 dengan file WAV yanng sudah dibuat dari 2 langkah di atas. Untuk itu, gunakan software Avidemux. Bukalah file video MP4-nya terlebih dulu. Kemudian, pilih menu "Audio" dan pilih "Select Track". Di baris "Track 1" pilihlah "Add audio track" di menu dropdown. Cari file WAV yang sudah dibuat sebelumnya. Klik tombol "OK". Pastikan "Audio Output" di-set ke codec "AAC (lav)" dan "Output Format" di-set ke "MP4 muxer" (disamakan dengan format video original-nya). Save ke file video MP4 yang baru. 4. Sebagai opsi untuk mengganti track audio dari file video MP4, kita dapat menggunakan software FFmpeg dengan baris perintah (command line) di Windows Command (CMD) Prompt sebagai berikut. ffmpeg -i Video_In.mp4 -i Audio_Replacer.wav -c:v copy -c:a aac -map 0:v:0 -map 1:a:0 Video_Out.mp4 Dalam menjalankan command ini, syarat yang harus dipenuhi adalah file Video_In.mp4, file Audio_Replacer.wav, dan file ffmpeg.exe harus berada dalam folder yang sama. Di samping itu, file Video_In.mp4-nya hanya boleh mempunyai 1 track audio saja sebelumnya. 5. Untuk mengecek nilai loudness dari file video MP4 yang sudah dikoreksi track audionya, dapat menggunakan sofware Youlean Loudness Meter. Cara di atas berlaku untuk track audio yang mempunyai dynamic range yang tidak terlalu besar. Artinya, perbedaan level suara antara yang paling keras dan paling lemah tidak berbeda jauh. Jika perbedaan level suaranya sangat mencolok, sinyal audio harus dikompresi terlebih dulu dengan menggunakan efek/plugin kompresor. Jika tidak ingin melalui tahap panjang di atas, dapat menggunakan fitur "Loudness Control" di software iZotope RX 10 Standard untuk mendapatkan nilai "Integrated LUFS" sekaligus "True Peak Max" secara akurat dalam sekali proses saja. Harga software ini tergolong mahal, tetapi investasinya akan sebanding jika digunakan secara profesional. Kini proyektor LED mini dengan harga lebih terjangkau banyak dijumpai di market place. Dengan demikian, kita dapat men-setup-nya di rumah sebagai sebuah "home theatre" sederhana. Malahan, ada yang sudah dilengkapi dengan Wi-Fi dan sistem Android. Meskipun menggunakan lampu LED yang berumur lebih panjang sebagai sumber cahayanya, tetapi sebenarnya tetap merupakan jenis proyektor berbasis LCD (liquid crystal display).
Gunakan tripod dengan tripod head yang kuat untuk menopang proyektor. Hati-hati jangan sampai tersenggol. Jika terdapat meja yang tinggi, letakkan proyektor di atasnya karena itu lebih aman daripada jatuh. Gambar dapat langsung diproyeksikan ke tembok putih polos, tetapi menjadi tidak kontras. Untuk itu, kita dapat menggunakan kain layar khusus (anti-light ambient screen curtain) yang kini banyak dijual agar didapati gambar yang kontras. Perlu diperhatikan, sudut pandang mata harus tegak lurus dengan kain layar (tidak menyamping) agar kontras gambarnya maksimum. Gunakan tripod bentuk "T" (T-shape) untuk menggantung kain layar. Jarak proyektor LED dan layar disesuaikan dengan kecerahan lampu (dalam satuan Lumens) dan resolusi dari proyektor. Misalnya, proyektor LED dengan lampu proyektor 2800 Lumens (atau 168 ANSI Lumens) dan resolusi HD 1280 x 720p, hanya cocok untuk jarak maksimum 2 meter saja dalam keadaan ambient light gelap total. Perlu diperhatikan level ketinggian proyektor dan layar harus kira-kira sama dan di tengah (centre) agar gambar dapat terlihat tajam, tidak terdistorsi, dan tidak blur di bagian pinggir. Sedapat-dapatnya hindari penggunaan koreksi keystone, terutama yang masih menggunakan sistem mekanik manual. Perlu diingat, penggunaan proyektor tidak boleh secara terus-menerus selama lebih dari 3 jam agar komponen-komponen proyektor tidak terlalu panas, terutama di bagian panel mini LCD display yang sensitif (jika LCD-nya bermasalah, biasanya ditandai dengan penampakan black spot yang besar dan acak di layar) dan di bagian polarizer yang mudah gosong kecoklatan atau terkelupas lapisan film-nya. Berilah istirahat selama 1 jam sebelum meneruskan pemakaian. Penyejuk udara ruangan (AC) atau cooling fan harus terus dinyalakan selama penggunaan proyektor agar catu daya dan komponen lainnya tidak overheat. Perlu dihitung juga biaya listrik yang akan dikeluarkan karena rata-rata proyektor LCD rumahan mengkonsumsi daya sebesar 45-105 Watt, tergantung tingkat kecerahan lampunya. Untuk meng-capture video dari Android TV box, dapat menggunakan alat bernama HDMI video capture card. Ada yang tipe eksternal (umum) maupun internal. Berdasarkan port-nya, ada 2 macam HDMI video capture card eksternal, yaitu with loop dan non-loop. Untuk yang with loop, ada tambahan port HDMI output untuk monitoring ke TV/monitor, sedangkan yang non-loop tidak ada. Hubungkan port HDMI output dari TV box ke port HDMI input dari capture card. Kemudian, hubungkan port USB output dari capture card ke port USB dari komputer/notebook. Setelah itu, gunakan software Bandicam atau OBS Studio untuk meng-capture gambar videonya. Aturlah format video capture, resolusi, frame rate, dan bit-rate sesuai dengan performance komputer yang digunakan, misalnya format MP4, 480p, 24 fps, dan 1,5 Mbps untuk PC desktop dengan low performance. Untuk melihat stream properties dari file video dan audio secara lengkap, dapat menggunakan software desktop MediaInfo. Bentuk informasi yang disajikan dapat dipilih, apakah berbentuk tree, teks, HTML, dan lain-lain.
Untuk smartphone, dapat menggunakan aplikasi Android yang juga bernama Mediainfo. Informasi stream properties dari file video/audionya dapat di-copy ke clipboard atau di-share ke aplikasi teks lainnya. Pada saat meng-capture atau screen recording sebuah video online/streaming yang ada di web browser komputer, kadang-kadang hasil gambar capture-nya blank (hitam) dan hanya ada suara saja. Hal ini biasanya terjadi jika video online tersebut terdapat di laman website tertentu yang berbayar. Untuk mengatasinya, matikan fitur "Video Hardware Acceleration" pada web browser tersebut. Misalnya, pada web browser Chrome, matikan fitur "Use hardware acceleration when available" di bagian chrome://settings/system (ketik di address bar). Pada browser Firefox, matikan fitur "Use recommended performance settings" dan "Use hardware acceleration when available" di bagian about:preferences#general. Tutup dan buka kembali browser-nya sebelum melakukan screen recording ulang. Beberapa software screen recorder yang dapat digunakan adalah Bandicam, Applian Replay Video Capture, dan Replay Media Catcher (mode DVR). Ingatlah, tidak boleh membajak konten video yang diproteksi untuk keperluan komersial atau distribusi tanpa ijin. Hanya untuk keperluan arsip personal saja. Pada umumnya, USB flash drive (flash disk) yang banyak dijual di pasaran, partisinya telah diformat dengan sistem file FAT32 (File Allocation Table 32 bit) karena alasan kompatibilitas. Biasanya juga kita langsung menggunakannya untuk meng-copy file-file video berukuran besar. Namun, partisi drive berformat FAT32 terbatas dalam ukuran file video (maks 4 GB) dan kecepatan aksesnya. Oleh karena itu, pada saat USB flash drive belum digunakan atau masih kosong, formatlah partisinya ke sistem file NTFS (New Technology File System).
Jika USB flash drive terlanjur sudah ada isinya dan tidak ingin datanya terhapus, gunakan software yang dapat mengkonversi partisi FAT32 ke NTFS, seperti Paragon Hard Disk Manager, EaseUS Partition Master Pro, atau AOMEI Partition Assistant Pro. Ingatlah untuk melakukan scan disk terhadap flash drive terlebih dulu sebelum proses konversi dilakukan. Sebagai catatan, proses konversi partisi yang sudah berisi data memakan waktu cukup lama (berjam-jam) untuk flash disk berukuran besar (32 GB, 64 GB). Setelah itu, lakukan proses defragmentasi flash disk tersebut. Jika tidak ada faktor penghambat lainnya, niscaya waktu akses file-file video yang ada di flash disk kini terasa lebih cepat. Alangkah baiknya jika kita dapat mem-preview dan mem-playback dahulu file-file video yang masih berada di smartphone sebelum di-copy ke komputer. Umumnya kita akan mengkoneksikan smartphone ke komputer melalui kabel USB, lalu meng-copy file-file video tersebut dengan aplikasi File Explorer di komputer, tanpa dapat melihat isinya terlebih dulu. Jika file-file video tersebut belum di-rename, misalnya video kiriman dari app WA, tentulah hal ini akan menyulitkan. Salah satu cara adalah dengan menggunakan aplikasi web bernama Airdroid, yang dijalankan dari web browser komputer. Kemudian, install juga aplikasi Airdroid versi mobile-nya di smartphone. Setelah itu, login ke akun Airdroid atau melalui IP address lokal dari jaringan Wi-Fi yang menghubungkan kedua device tersebut. Bukan saja file-file video di smartphone yang dapat di-preview dan dibuka dari komputer, tetapi juga file-file gambar, suara, dan dokumen. Dengan demikian, kita dapat memilih file-file mana saja yang akan di-copy ke komputer sebagai backup. Apilkasi web Airdroid juga mempunyai fungsi-fungsi lain yang berguna, seperti mirroring layar smartphone ke layar komputer, berikut dengan suaranya juga. Untuk mengetahui codec apa yang digunakan untuk mem-playback atau mendekompresi sebuah file video, dapat menggunakan software GraphStudioNext. Misalnya, kita ingin mengetahui codec apa yang digunakan sebuah file video berformat AVI. Caranya tinggal membuka file tersebut di software GraphStudioNext dan hasil dekompresinya langsung dapat dilihat dalam bentuk flowchart (diagram alir).
Hal ini berguna juga jikalau terdapat lebih dari 1 jenis codec tertentu dalam sebuah sistem operasi, maka kita dapat mengetahui codec mana yang akan digunakan sebagai prioritas. Sebagai contoh, ada 2 jenis codec untuk dekompresi file video MJPG AVI dalam sistem, yakni PicVideo MJPEG dan Morgan M-JPEG. Yang mana yang akan digunakan oleh sistem secara default, dapat dilihat dari hasil output flowchart-nya. |
AuthorMultimedia Archives
December 2024
Categories |