Istilah orientasi video yang disebutkan di sini adalah untuk menunjukkan derajat rotasi sebuah kamera smartphone pada saat pengambilan gambar. Video dengan rotasi nol derajat adalah video yang direkam pada posisi smartphone horizontal dan video dengan rotasi 90 derajat adalah pada posisi smartphone vertikal.
Jangan sekali-kali merotasi smartphone pada saat recording. Orientasi atau rotasi video hasil rekamannya (khususnya format MP4) pasti akan selalu mengikuti posisi pertama. Jika sudah terlanjur, tentu memerlukan waktu tambahan untuk merotasinya kelak secara manual. Sebagai saran, biasakan merekam video dalam posisi horizontal/landscape (rotasi nol derajat). Untuk merotasi video tanpa render ulang, dapat menggunakan software ExifTool. ExifTool dapat mengubah video rotation tag dari posisi 90 derajat menjadi nol derajat, sehingga akan terlihat normal waktu di-playback. Video dengan rotasi nol derajat atau disebut dalam orientasi normal, tidak perlu dituliskan dalam tag sebuah video (tidak ada rotation tag jika dilihat dengan MediaInfo). Di sistem operasi Windows 11, buka jendela "Terminal" atau "Command Prompt". Lalu, tuliskan command line untuk mengubah rotasi video yang memiliki rotation tag 90 derajat menjadi normal kembali sebagai berikut. Exiftool -rotation=0 "video.mp4" atau secara bulk untuk seluruh file MP4 dalam sebuah folder: Exiftool -rotation=0 "*.mp4" Sebaliknya, untuk merotasi video dari orientasi horizontal ke vertikal 90 derajat (searah jarum jam) baris perintahnya adalah: Exiftool -rotation=90 "video.mp4" Untuk lebih jelas, lihatlah gambar-gambar yang tertera di bawah ini.
0 Comments
Untuk membuat file subtitle berformat SRT dari sebuah video dengan cara audio transcribe (mengubah audio menjadi teks), atau sekaligus menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, dapat menggunakan software Buzz. Software Buzz bekerja menggunakan algoritma AI (Artificial Intelligence) bernama Whisper yang dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan R&D yang merilis ChatGPT dan DALL·E 2.
Untuk saat ini, tingkat ketepatan dari algoritma ini cukup tinggi. Untuk bahasa Inggris, error rate-nya hanya 4,2%. Artinya, dari 1000 kata yang di-transcribe, kemungkinan kesalahan hasil teksnya adalah 42 kata. Untuk bahasa Indonesia, error rate-nya mencapai 7,1 %. Berikut ini adalah beberapa aplikasi smartphone (Android) dan desktop (Windows) untuk mengunduh video streaming.
1. Untuk mengunduh video dari YouTube, dapat menggunakan software "iTubeGo" di komputer Windows atau aplikasi smartphone Android bernama "All Tube Video Download" dari xStream Studio (hati-hati akan versi Premium-nya yang hanya berlaku per device, bukan per Google account). 2. Untuk mengunduh video dari Instagram, dapat menggunakan aplikasi "Video Downloader for Instagram" di smartphone Android atau software "4K Stogram" di komputer Windows. 3. Untuk mengunduh video dari TikTok, dapat menggunakan aplikasi "Download video no watermark" di smartphone Android. Keunikan aplikasi "Download video no watermark" ini adalah dapat mengunduh video tanpa logo TikTok di dalamnya. Selain itu, dapat menggunakan software "4K Tokkit" di komputer Windows atau online service SSSTIK pada web browser komputer. 4. Untuk mengunduh video dari SnackVideo, dapat menggunakan aplikasi web browser Chrome di smartphone Android untuk membukanya dan dengan jalan "touch and hold" screen video yang sedang ditonton. Jika app Chrome tidak bisa, dapat menggunakan aplikasi browser 1DM+ dan UC Browser. Cara lainnya, dapat menggunakan online service, seperti "GetSnackVideo" pada web browser komputer/smartphone. 5. Untuk mengunduh video dari aplikasi Helo, dapat menggunakan aplikasi "Downloader for Helo" di smartphone Android dengan menekan tombol "share link" atau "copy link" terlebih dulu. 6. Untuk mengunduh video reel dari Facebook, dapat menggunakan link website SnapSave; sedangkan untuk mengunduh video story Facebook dapat menggunakan extension Chrome browser bernama Story Saver. Ingatlah, video yang diunduh hanya untuk arsip personal dan tidak untuk di-upload ulang tanpa seizin dari pemilik content, terkecuali memang dibuat untuk dibagikan. Sebagai tambahan, tidak mengunduh content yang tidak pantas/tidak patut untuk dilihat dan didengar. Satu hal lagi yang mesti disadari, mengunduh content memakan banyak kuota data internet. Jadi, kendalikan diri agar tidak over doing dan akhirnya merugikan diri sendiri. Untuk menghilangkan background dari sebuah video, dapat menggunakan fitur "AI Background removal" dari software Movavi Video Editor 2023. Selain itu, dapat juga menggunakan software CapCut dengan fitur "Auto cutout"-nya. Namun, hasilnya tidak sebaik Movavi Video Editor 2023. Hanya saja software CapCut ini "free" alias gratis. Sebagai catatan, proses background removal dari video akan baik hasilnya jika objeknya tidak banyak bergerak atau tidak bergerak secara ekstrem. Untuk mengubah image sequence menjadi sebuah file video, dapat menggunakan batch command program FFmpeg seperti tiga contoh berikut ini.
ffmpeg -framerate 30 -i "image%%04d.png" -c:v qtrle "output_RGBA.mov" ffmpeg -framerate 30 -i "image%%04d.png" -c:v ffv1 "output_RGBA.mkv" ffmpeg -framerate 30 -i "image%%04d.png" -c:v libx264 "output_RGB.mp4" di mana: "image%%04d.png" adalah nama file image sequence dengan padding nol 4 digit (image0001.png, image0002.png, image0003.png, dst.) File-file gambar di-rename dan diurutkan (di-sort) terlebih dulu menjadi bentuk seperti di atas. Jika image sequence-nya terdiri dari file-file gambar format PNG yang transparan, maka file video yang dihasilkan juga akan transparan, asalkan di-save dalam format dan codec video yang mendukung transparansi (RGB + alpha channel). Misalnya, format MOV dengan codec QTRLE (Quick Time Animation) dan format MKV dengan codec FFV1. Untuk format video MP4 dengan codec libx264 (H.264/AVC), tidak mendukung transparansi. Jika tidak ingin menggunakan bentuk baris perintah FFmpeg, dapat menggunakan software Shutter Encoder. Software Shutter Encoder itu sendiri sebenarnya adalah salah satu bentuk tampilan antarmuka (GUI) dari program FFmpeg, ditambah dengan fungsi-fungsi lainnya. Untuk mengekstrak still frame (gambar statis) dari sebuah video dengan interval waktu tertentu, dapat menggunakan program command-line FFMPEG dengan batch script (dalam .bat file) berikut ini.
ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/t image-%%04d.jpg di mana: t = interval waktu dalam detik. "video input.mp4" = file video MP4 (tanda petik untuk nama file MP4 bisa tidak dituliskan, jika nama file-nya hanya terdiri dari 1 kata saja, tanpa spasi). image-%%04d.jpg = still frame dalam format gambar JPG; nama file-nya terdiri dari 4 digit dengan padding nol (image-0001, image-0002, image-0003, dan seterusnya). File ffmpeg.exe dan file video MP4 harus berada di dalam folder yang sama. Sebagai contoh, untuk mengekstrak still frame dari sebuah video setiap 1 detik, maka script-nya adalah: ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/1 image-%%04d.jpg Untuk interval 5 detik, script-nya menjadi: ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/5 image-%%04d.jpg Untuk interval 60 detik (1 menit), script-nya menjadi: ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/60 image-%%04d.jpg Pertanyaannya sekarang, bagaimana mengekstrak seluruh frame (image sequence) dari sebuah video? Cukup hilangkan saja parameter -r dan interval waktunya, sehingga script-nya menjadi: ffmpeg -i "video input.mp4" image-%%04d.jpg Sebagai catatan tambahan, jika menjalankan script tersebut bukan dari batch file (file .bat), melainkan langsung di jendela Command Prompt (CMD prompt), Powershell (Win 10), atau Terminal (Win 11), maka bentuk command-line atau baris perintahnya menjadi: ffmpeg -i "video input.mp4" -r 1/t image-%04d.jpg Perhatikan tanda "%" hanya dituliskan sekali saja. Cara lain jika tidak mau menggunakan batch script adalah dengan menggunakan software Vovsoft Video to Photos. Frame dapat diekstrak seluruhnya atau tiap interval waktu dalam milidetik. Untuk mereduksi vokal dari sebuah lagu, dapat menggunakan software iZotope RX 10 (edisi Standard). Gunakan fitur "Music Rebalance" dengan setting "Vocal Remover". Jika ingin versi yang free, dapat menggunakan software SpleeterGUI dan Ultimate Vocal Remover GUI (UVR). Vokal dapat direduksi dengan sangat baik, bahkan sampai nyaris tidak terdengar/hilang, tanpa terlalu mendistorsi suara musik yang mengiringinya. Lagu seolah-olah berubah menjadi instrumental dan dapat digunakan untuk latihan bernyanyi. Sebagai contoh, dengarkan potongan lagu berikut ini. Judul: "Di Bawah Sinar Bulan Purnama" Ciptaan: R. Maladi Vokal: Sundari Soekotjo Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=NF4eKRAgLrM Copyright: GNP Music Level track audio dari file video yang di-upload ke YouTube sebaiknya memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh mereka. Jika level audionya terlalu besar, maka akan dikecilkan. Namun, jika volumenya terlalu kecil, tidak akan dibesarkan. Jadi, pastikan level audio dari video yang kita unggah mempunyai nilai Integrated Loudness di angka -14 LUFS dan Maximum True Peak di angka -1 dB. Bagaimana cara memperoleh nilai loudness mendekati standar tersebut? Prosedur di bawah ini dapat diterapkan untuk file video MP4 yang sudah jadi atau yang sudah di-render. 1. Pertama-tama, buka file video MP4 dengan software Audacity 64 bit yang sudah di-install dengan plugin FFmpeg (lihat blog berjudul "Membaca Track Audio dari File Video MP4 di Audacity"). Kemudian, pilih menu efek "Loudness Normalization". Pilih "perceived loudness" dan set ke angka -14 LUFS. Klik tombol "Apply". 2. Kedua, gunakan efek "Normalize" dan set "Normalize peak amplitude to" ke angka -1,0 dB atau kalau mau aman ke angka -1,5 dB. Klik tombol "Apply". Jika menggunakan proses "Normalize" malah membuat volume audio mengecil, maka gantilah dengan efek "Limiter". Set-lah nilai "Limit to" ke angka -1,5 dB dengan tipe "Soft Limit". Terakhir, "Save as" hasilnya ke file audio format WAV. Sebagai catatan, dapat juga menggunakan fitur "macro" pada Audacity untuk memproses beberapa file MP4 secara sekaligus. 3. Selanjutnya adalah mengganti track audio dari file video MP4 dengan file WAV yanng sudah dibuat dari 2 langkah di atas. Untuk itu, gunakan software Avidemux. Bukalah file video MP4-nya terlebih dulu. Kemudian, pilih menu "Audio" dan pilih "Select Track". Di baris "Track 1" pilihlah "Add audio track" di menu dropdown. Cari file WAV yang sudah dibuat sebelumnya. Klik tombol "OK". Pastikan "Audio Output" di-set ke codec "AAC (lav)" dan "Output Format" di-set ke "MP4 muxer" (disamakan dengan format video original-nya). Save ke file video MP4 yang baru. 4. Sebagai opsi untuk mengganti track audio dari file video MP4, kita dapat menggunakan software FFmpeg dengan baris perintah (command line) di Windows Command (CMD) Prompt sebagai berikut. ffmpeg -i Video_In.mp4 -i Audio_Replacer.wav -c:v copy -c:a aac -map 0:v:0 -map 1:a:0 Video_Out.mp4 Dalam menjalankan command ini, syarat yang harus dipenuhi adalah file Video_In.mp4, file Audio_Replacer.wav, dan file ffmpeg.exe harus berada dalam folder yang sama. Di samping itu, file Video_In.mp4-nya hanya boleh mempunyai 1 track audio saja sebelumnya. 5. Untuk mengecek nilai loudness dari file video MP4 yang sudah dikoreksi track audionya, dapat menggunakan sofware Youlean Loudness Meter. Cara di atas berlaku untuk track audio yang mempunyai dynamic range yang tidak terlalu besar. Artinya, perbedaan level suara antara yang paling keras dan paling lemah tidak berbeda jauh. Jika perbedaan level suaranya sangat mencolok, sinyal audio harus dikompresi terlebih dulu dengan menggunakan efek/plugin kompresor. Jika tidak ingin melalui tahap panjang di atas, dapat menggunakan fitur "Loudness Control" di software iZotope RX 10 Standard untuk mendapatkan nilai "Integrated LUFS" sekaligus "True Peak Max" secara akurat dalam sekali proses saja. Harga software ini tergolong mahal, tetapi investasinya akan sebanding jika digunakan secara profesional. Untuk memperbaiki kualitas suara mikrofon di komputer, dapat menggunakan beberapa plugin audio VST (Virtual Audio Technology); baik yang VST versi 2 (file dll) atau VST versi 3 (file VST3). Ada yang versi 64 bit dan ada yang 32 bit. Sesuaikan dengan software audio editor/recorder yang akan digunakan, apakah 64 bit atau 32 bit, seperti Audacity. Dianjurkan untuk menggunakan software DAW (Digital Audio Workstation) yang native 64 bit, seperti Reaper. Jika tetap ingin menggunakan plugin 32 bit di software audio editor/recorder 64 bit atau sebaliknya, harus menggunakan software "bridging", seperti jBridge, yang berfungsi seperti konverter. Mekanisme penggunaan plugin-nya adalah sebagai berikut. a) Pertama-tama, dibutuhkan sebuah software audio mixer virtual untuk menerima sinyal input dari mikrofon, seperti Voicemeeter Potato. Tentukan di channel mana mikrofon akan di-input. b) Kemudian, sinyal suara dari channel mic di-send ke sebuah software VST Host, seperti Cantabile Lite. Sinyal akan diproses oleh plugin VST 2/VST 3 yang telah dipilih dan akan di-return kembali ke channel mic di Voicemeeter Potato. Hasilnya adalah sebuah sinyal suara mikrofon yang lebih lantang dan bersih (loud & clear), meskipun hanya dari mic lavalier yang kecil saja. Adapun urutan plugin chain untuk memperbaiki kualitas suara mikrofon adalah sebagai berikut. 1. Noise reduction; misalnya Waves Clarity VX dan werman RNNnoise suppression for voice. 2. Equalizer (EQ); misalnya Equalizer APO dan/atau Peace Equalizer (interface dari Equalizer APO). 3. Kompresor; misalnya Waves CLA-2A Compressor yang lebih soft dan CLA-76 Compressor yang lebih agresif. 4. Reverb dan delay (opsional); misalnya Waves CLA Vocals (dilengkapi dengan 2-band EQ dan kompresor). 5. True peak limiter; misalnya Waves L2 Ultramaximizer dan LoudMax. 6. Loudness meter; misalnya Youlean Loudness Meter (stand alone/plugin) dan WLM Plus Loudness Meter. Plugin-plugin di atas dapat digunakan secara real time karena nilai latensinya yang rendah. Pada saat live sound recording, ada kalanya perlu ditambahkan efek suara secara langsung (real time). Pada umumnya, orang akan menggunakan perangkat keras (hardware) khusus yang harganya tidak murah. Harus diakui teknik ini adalah yang terbaik karena sinyal analog diproses tetap dalam domain analog.
Jika budget recording terbatas, dapat menggunakan software Digital Audio Workstation (DAW), misalnya Reaper, untuk menambahkan efek suara (FX) secara real time. VST plugin dapat dipilih dan di-chain untuk mendapatkan kualitas suara yang diinginkan, tetapi akan terjadi latency (delay data). Oleh karenanya, pilihlah selalu efek-efek yang mempunyai nilai latency seminimal mungkin atau low-latency. Harap diperhatikan, software-software DAW umumnya memiliki tombol yang berbeda untuk real time dan post-effect. Pada software Reaper, real time effect dapat diakses melalui tombol "Record Armed" dengan cara klik kanan. Penerapan efek suara langsung secara digital biasanya tidak dianjurkan. Penerapan efek suara biasanya dilakukan pada sesi post-audio production atau pada saat sound editing. |
AuthorMultimedia Archives
September 2024
Categories |