Umumnya, subtitle dari sebuah video adalah sebuah file (SRT, TXT) tersendiri yang terpisah dari file videonya. Ada 2 cara jika subtitle ingin dijadikan satu dengan file videonya, yaitu dengan cara di-burn-in pada frame-frame videonya atau disisipkan (embed) sebagai subtitle handler dengan bantuan software khusus, seperti Gihosoft TubeGet. Software ini mempunyai fitur untuk meng-convert file video sekaligus menyisipkan file subtitle yang sudah diunduh sebelumnya. Kelemahannya, hanya satu subtitle saja yang dapat di-embed ke dalam file videonya. Jika ada beberapa subtitle dalam berbagai bahasa, tetap lebih baik dibuat terpisah menjadi file-file SRT tersendiri. Untuk video berformat MP4, dapat menggunakan software My MP4Box GUI untuk menyisipkan beberapa file subtitle sekaligus (maksimum 20) ke dalam videonya. Demikian juga untuk menyisipkan berbagai subtitle stream ke dalam sebuah video, dapat juga dengan cara meng-convert video tersebut menjadi berformat MKV dengan menggunakan software MKVToolNix.
0 Comments
Untuk mengunduh file video dari YouTube beserta close caption-nya, dapat menggunakan software 4K Video Downloader; sedangkan untuk mengunduh file subtitle atau close caption (CC) dari videonya saja, baik yang sudah tersedia maupun terjemahan otomatisnya (auto generated), dapat menggunakan bantuan aplikasi web Downsub. Keunggulan software 4K Video Downloader adalah mendukung batch download, dalam arti dapat mengunduh semua video yang ada di playlist atau channel YouTube yang di-subscribe. Jika file videonya terlalu banyak, batasan akhirnya adalah kapasitas hard drive yang ada di komputer masing-masing. Keunggulan aplikasi web Downsub adalah mendukung auto-translate dan bilingual. Setelah file subtitle diunduh, rename-lah namanya menjadi sama dengan nama videonya. Selain cara di atas, dapat juga menggunakan software Gihosoft TubeGet (versi Pro) yang dapat mengunduh file video berserta file subtitle-nya sekaligus. Untuk dapat mengunduh file subtitle dalam bahasa tertentu, gunakan mode "One-click Download". File subtitle yang sudah diunduh tersebut dapat disisipkan (soft encoded) ke dalam videonya menjadi 1 file saja, Jika hanya ingin mengunduh file subtitle tanpa videonya, pilihlah "None" pada settings "Format" di mode "One-click Download". Dengan cara yang sama, dapat juga menggunakan software iTubeGo YouTube Downloader. Keunggulannya, dapat mengunduh file subtitle dengan cara auto-generated (diterjemahkan otomatis), termasuk ke dalam bahasa Indonesia, meskipun belum tersedia di sumber videonya. Terakhir, dapat juga menggunakan software Internet Download Manager (IDM) dan web browser extension-nya yang sudah di-setting untuk dapat mengenali dan mengunduh file type subtitle, seperti VTT, SRT, TTML, dan lain-lain. Lihat juga blog berjudul "Mengunduh Video YouTube beserta Close Caption atau Subtitle-nya (Bagian 2)". Agar mic eksternal dengan jack stereo (3 konduktor atau TRS) dapat berfungsi pada smartphone, maka diperlukan jack converter TRS ke TRRS.
Demikian juga, agar mic pada headset smartphone dapat berfungsi pada mic input dengan colokan TRS di kamera video, maka diperlukan jack converter TRRS ke TRS atau jack splitter TRRS ke TRS mic dan headphone. Jack headset smartphone yang disebut juga sebagai combo jack atau jack gabungan antara audio dan mic adalah jack dengan 4 konduktor atau disebut juga dengan jack TRRS (tip-ring-ring-sleeve). Ada 2 standar jack headset smartphone yang harus kita ketahui, yaitu: - Standar CTIA atau Cellular Telecommunications Industry Association. Ini standar untuk smartphone model sekarang atau model baru. - Standar OMTP atau Open Mobile Terminal Platform. Standar ini kebanyakan ditemukan pada smartphone model lama. Perbedaan kedua standar tersebut terletak pada penempatan posisi konduktor untuk mic dan ground, meskipun kelihatan sama dari luar dan tidak dapat dibedakan. Jika jack CTIA dicolokkan pada smartphone dengan jack OMTP atau sebaliknya, maka suara tidak akan terdengar atau terdengar sangat kecil. Namun, kini tersedia jack converter yang dapat mengubah jack standar CTIA ke OMTP dan sebaliknya, sehingga hal ini tidak masalah lagi. Kelebihan menggunakan mikrofon USB (microphone dengan colokan jack USB) adalah sebagai berikut.
1. Set top box atau TV box Android model lama yang belum mendukung voice input dapat diatasi dengan cara menggunakan mic USB. Colokkan mikrofon eksternal USB ini pada port USB di set top box dan gunakan aplikasi Voice Recorder Pro untuk merekam suara/vokal dalam format WAV. 2. Mikrofon USB juga dapat dicolokkan pada smartphone Android sebagai pengganti mic internal. Pakailah koverter jack USB to micro USB. 3. Mikrofon USB dapat langsung dicolokkan pada port USB desktop/laptop. Tidak perlu sound card internal/eksternal; dan jika sound card dari komputer itu sendiri pun rusak, mic USB tetap berfungsi. Walaupun tidak terdapat pengaturan microphone boost untuk mic USB, tetapi level volume suara sudah cukup kuat. Namun, jika volume suara dirasakan masih terlalu kecil, dapat menggunakan software audio Audacity di komputer untuk menaikkan gain dengan efek loudness normalization. Di samping itu, dapat ditambahkan sedikit efek noise reduction agar suara vokal terdengar lantang dan bersih (loud & clear). Di samping itu, ada juga kekurangan dari microphone USB, yaitu mudah mengalami gangguan sinyal karena beberapa hal berikut ini. 1. Adanya gangguan akibat medan listrik (electrical interference) dan medan magnet dari peralatan listrik yang ada di sekitarnya, termasuk dari body laptop atau desktop yang sedang digunakan itu sendiri. Hal ini disebabkan microphone USB umumnya menggunakan koneksi kabel yang bersifat unbalance (hanya ada 2 kabel untuk data sinyal audio). 2. Mudah timbul hum noise pada mikrofon USB akibat terjadinya ground loop dari terminal ground colokan listrik dan power adaptor yang digunakan (khususnya untuk laptop). Atau, terkadang malah terjadi hal sebaliknya, yakni karena body laptop kekurangan ground jika power adaptor-nya tidak mempunyai terminal ground. Sebagai catatan tambahan, untuk merekam suara dengan mic USB di komputer, dapat menggunakan software audio, seperti i-Sound Recorder. Sinyal input dari mikrofon analog di komputer/notebook pada umumnya sangat lemah. Oleh karenanya, volume input dari mic harus dibesarkan dan di-boost sampai maksimum. Kelemahannya, volume noise juga ikut naik dan perlu di-suppress dengan bantuan software audio. Mikrofon yang bermutu baik memiliki noise suppresion yang dilakukan di dalam chip hardware mic itu sendiri dan mempunyai sensitivitas suara yang tinggi. Masalah sinyal mic analog yang lemah di komputer dapat diatasi dengan menggunakan mic USB, mic condenser (dengan phantom power +48V), dan sound card eksternal USB. Itu cara yang dapat dilakukan jika budget terbatas, sedangkan jika budget-nya cukup, dapat menggunakan mic XLR (dinamik, kondenser) dan mixer audio USB yang dilengkapi dengan pre-amp dan phantom power +48V. Di artikel sebelumnya, telah disebutkan bahwa kualitas suara mic Bluetooth tidak sebaik mic kabel. Demikian juga dengan headphone dan speaker Bluetooh dengan headphone/speaker kabel.
Kualitas audio melalui teknologi Bluetooth (Bluetooh audio/voice over Bluetooth) belum/tidak dapat menyamai kualitas suara "audio over cable". Ini karena protokol Bluetooth mengharuskan data suara dikompresi dengan codec stereo tertentu (SBC, AAC, aptX, LDAC) agar bandwith data tidak terlalu besar. Kompresi inilah yang menurunkan kualitas suaranya, meskipun tidak bisa dibedakan oleh sebagian orang. Selain masalah codec, ada lagi masalah jarak dan penghalang antara transmiter dan receiver Bluetooth, serta interference listrik dari peralatan lain. Jika kita menonton sebuah video secara teliti, maka audio yang dihasilkan dari headphone atau speaker Bluetooth selalu ada delay (latency), sehingga tidak sync dengan gambar videonya, meskipun hanya berbeda beberapa milidetik saja. Ini bukan masalah untuk sebagian orang jika hanya digunakan untuk mendengarkan musik. Tambahan pula, dari segi praktis nirkabelnya tidak bisa menyamai kabel yang sering "kusut". Harus diakui, teknologi kabel untuk audio masih lebih baik daripada teknologi Bluetooth (untuk sekarang), terlepas dari kualitas kabelnya. Can't beat the cable (for now). Layanan music streaming Spotify membantu kita untuk mencari dan mendengarkan lagu-lagu lokal dan mancanegara, baik lagu baru maupun lama. Koleksi lagunya sangat lengkap dibandingkan layanan music streaming lainnya. Jika ingin mendengarkan musik tanpa jeda iklan (ads), dapat upgrade ke Premium member.
Software app Spotify dapat dijalankan di komputer, smartphone, tablet, smart-TV, dan Bluetooth device lainnya. Fitur menarik Spotify adalah streaming musik dapat dipindahmainkan ke berbagai device/gadget yang sedang terhubung pada jaringan Wi-Fi yang sama. Versi gratis Spotify yang dijalankan di smartphone dibatasi dengan shuffle playback, yaitu memainkan lagu secara acak dan sebatas preview saja dalam sebuah album lagu. Kualitas suaranyapun lebih rendah daripada versi Premium. Lalu, layakkah upgrade ke Premium? Silakan dicoba dahulu berlangganan selama 1 atau 7 hari (bayar dengan pulsa telepon selular) untuk melihat apakah fitur Premium-nya bermanfaat. Lalu, tentukan pilihan Anda sendiri secara bijaksana dan terkendali karena harga langganannya cukup mahal. Ingat ini, per 1 Juli 2020 ada pajak PPN untuk layanan streaming musik dan video sebesar 10% dan 15% dari operator selular, sehingga total harga yang harus dibayar adalah 1,25 kali tarif yang tertulis di website Spotify. Jangan sampai terkecoh ya :) Sebagian orang menggunakan mikrofon di headset Bluetooth untuk berkomunikasi 2 arah lewat online meeting, chatting, dll. Tanpa disadari, kualitas suara mereka akan terdengar "mendem", apalagi merekamnya di smartphone Android. Hal ini disebabkan oleh sampling rate suara yang rendah (8 kHz). Aplikasi Android yang dapat digunakan untuk merekam suara melalui mic di headset/earphone Bluetooth adalah Easy Voice Recorder Pro (versi yang Pro) dan Voice Recorder Pro. Pilihlah selalu format WAV (uncompressed) jika merekam suara yang direkam dari mic Bluetooth agar hasilnya tidak terlalu "mendem". Kualitas suara yang direkam dengan mic di headset Bluetooth jauh lebih rendah dibandingkan dengan kualitas suara yang direkam pada mic di headset kabel karena sampling rate, bitrate, dan codec suara yang digunakan berbeda. Di samping itu, koneksi Bluetooth juga dapat "terpotong" atau hilang tiba-tiba jika load/beban CPU di komputer atau smartphone meningkat. Jadi, bagaimanapun juga, mic kabel tetap lebih baik daripada mic Bluetooh. Can't beat the cable! Jika sedang menggunakan headset atau earphone Bluetooth yang dilengkapi dengan mic di komputer/notebook, perlu diingat ada 2 macam mode suara yang dimilikinya, yaitu:
- Mode stereo pada saat mem-playback musik/suara. Headphone atau earphone akan menggunakan profil suara Bluetooth bernama A2DP (Advanced Audio Distribution Profile) yang kualitas suaranya cukup baik. - Mode mono pada saat menggunakan mikrofon. Mikrofon pada headset atau earphone Bluetooth akan menggunakan profil suara HFP (Hands-Free Profile) yang kualitas suaranya seperti suara telepon. Oleh karenanya, pada settings "Select playback device" (ikon speaker) di komputer/notebook, pilihlah "Headphones Stereo" dan bukan "Headset Hands-Free AG (audio gate) audio". Jika salah memilih, jangan-jangan musik syahdu yang kita dengarkan selama ini di headset/earphone Bluetooth adalah kualitas suara telepon :) |
AuthorMultimedia Archives
December 2024
Categories |