Pada saat "work" atau "school from home", adakalanya kita harus mengirim tugas berupa file video berukuran besar melalui aplikasi WhatsApp. Namun, seperti diketahui WA membatasi ukuran file size maksimum dari video sebesar 16 MB saja. Jika kita memaksa mengirim file yang lebih besar dari 16 MB, maka durasi video tidak akan utuh atau terpotong di bagian akhir.
Untuk dapat mengirimkan file video dengan file size yang lebih besar dari 16 MB, maka attach-lah file video tersebut sebagai "Document", bukan sebagai file video yang ada di "Gallery". Pihak penerima akan melihat file kiriman tersebut sebagai sebuah dokumen tanpa thumbnail video. Namun, file tersebut tetap dapat di-playback dan disimpan sebagai video di gallery gadget si penerima.
0 Comments
Untuk membubuhkan chapter pada file video format MKV, dapat menggunakan software MKV Chapterizer, MKVToolNix, dan TMPGEnc Smart Renderer. Software MKV Chapterizer hanya dapat membubuhkan chapter dalam interval waktu saja, sedangkan pada MKVToolNix dan TMPGEnc Smart Renderer, kita dapat membubuhkan chapter secara manual di setiap pergantian scene sambil menamainya. Pada MKVToolNix, video harus di-playback dulu di software media player (misal, VLC) dan dicatat timecode-nya, kemudian baru dipindahkan ke kolom pengisian chapter. Yang paling presisi adalah dengan menggunakan TMPGEnc Smart Renderer karena preview dari video selalu nampak, sedangkan pada MKVToolNix tidak. Pemberian chapter dengan software TMPGEnc Smart Renderer juga berlaku untuk video format MP4. (Lihat juga blog berjudul: "Membubuhkan Chapter pada File Video MP4") Untuk menghilangkan (menyamarkan) tanda watermark, logo, time/date stamp, dan open captions (OC) dalam sebuah video, dapat menggunakan software Bitwar EasePaint Watermark Expert dan/atau aplikasi Android bernama Video Watermark. Keduanya menghasilkan kualitas output video yang sama baiknya. Untuk software Bitwar EasePaint Watermark Expert, juga dapat digunakan untuk menghilangkan objek yang tak diinginkan dalam sebuah foto. Di samping itu, software ini juga mendukung batch operation.
Selain menghilangkan watermark, kedua aplikasi software ini juga dapat menambahkan watermark ke dalam video. Untuk bersekolah dari rumah (school from home) di masa pandemi, dibutuhkan webcam dan mikrofon yang baik.
Berikut ini adalah tips untuk memilihnya. 1. Pemilihan webcam. Webcam untuk murid dan webcam untuk guru sedikit berbeda. Untuk murid, pilihlah webcam dengan sudut pandang (FOV atau field of view) yang tidak terlalu lebar (close up), yakni sekitar 60-70 derajat. Resolusi webcam tidak perlu yang HD/full HD, cukup 480p saja. Webcam dengan lensa fix focus sudah memadai. Pencahayaan pada wajah harus terang. Sumber cahaya dari window lighting adalah paling baik. Jika tidak dekat jendela, lampu ruangan atau lampu belajar harus dinyalakan. Webcam ditempatkan di atas monitor. Untuk guru, pilihlah webcam dengan FOV yang lebar (wide angle), yakni sekitar 90 derajat. Gunanya agar papan tulis di belakang guru dapat terlihat. Resolusi webcam perlu yang HD 720p atau bahkan full HD 1080p jika koneksi internet memungkinkan. Gunakan webcam dengan lensa auto focus. Pencahayaan pada wajah dan latar belakang papan tulis harus terang. Sumber cahaya yang terbaik berasal dari jendela. Lampu ruangan harus dinyalakan. Webcam ditempatkan di atas tripod setinggi wajah, dalam posisi berdiri atau duduk. 2. Pemilihan mikrofon. Untuk murid, gunakan mikrofon dari headset/earset. Mic bawaan dari webcam tidak dianjurkan pemakaiannya karena suaranya tidak jelas, meskipun lebih praktis. Untuk guru, gunakan mikrofon clip-on/lavalier USB yang mempunyai sensitifitas tinggi (-30 sampai -40 dBV). Gunakan mic clip-on tipe wireless atau kabel yang cukup panjang untuk kemudahan mobilitas pada saat menerangkan di papan tulis. Jika materi pelajaran disajikan dengan bentuk file gambar dan tidak terdapat mobilitas, dapat menggunakan mikrofon dari headphone yang baik kualitasnya. Mic bawaan dari webcam tidak dianjurkan karena berisiko terjadinya echo dan feedback, meskipun kualitas mic webcam-nya cukup baik. Intinya, suara guru harus terdengar dengan kencang dan jelas. Tanpa disadari, kebanyakan volume/gain mikrofon yang digunakan untuk online meeting terlalu kecil. Syukurlah di aplikasi desktop Zoom Client ada fitur untuk menaikkan volume mikrofon secara otomatis. Jadi, jika gain mikrofon yang digunakan terlalu kecil, fitur "auto volume" ini akan menaikkan gain secara otomatis ke line level (0 dB), sehingga suara menjadi jelas terdengar. Selain itu, ada juga fitur untuk menekan background noise. Namun, hal ini akan mendistorsi suara menjadi seperti suara telepon, bahkan seperti suara robot jika di-set terlalu berlebihan.
Jika kualitas mikrofon yang digunakan cukup baik, lebih baik setting-an audio default (auto volume dan noise suppression) dari aplikasi Zoom dimatikan saja. Artinya, kita menggunakan suara asli (original sound) dari si mikrofon. Fitur "Original Sound" ini dapat dipilih dalam keadaan "on" atau "off". Hasil suaranya akan lebih natural dan jelas jika kita menggunakan mic yang sensitif dan mempunyai noise cancellation sendiri. Sebagai catatan, mikrofon yang sensitif mempunyai nilai kisaran pada -30 sampai -40 dBV, memiliki nilai SNR (signal to noise ratio) di atas 70 dB, serta nilai SPL (sound pressure level) di atas 100 dB. Jika menggunakan pilihan "Original Sound: On", perlu diperhatikan agar gain mikrofon aslinya tidak terlalu kecil. Untuk menaikkan gain mic yang terlalu kecil di komputer, dapat melihat blog berjudul: "Menaikkan Level Suara pada Mic USB Komputer" "Cara Memperoleh Sinyal Mikrofon yang Kuat dan Sedikit Noise" Untuk melakukan encoding video di smartphone, dapat menggunakan aplikasi FFmpeg Media Encoder. Keunggulannya, resolusi, bitrate, serta format output video dan audionya dapat diatur secara manual menggunakan command line.
Contoh 1: ffmpeg -y -i "/storage/emulated/0/FFMPEG/sample.mp4" -s 1280x720 -c:v libopenh264 -q:v 5 -b 2000k -c:a aac -ab 128k -ar 44100 "/storage/emulated/0/FFMPEG/sample_2.mp4" Keterangan parameter: -c:v adalah video codec, misal open H264 (AVC) -s adalah resolusi (frame size) dalam piksel, misal 1280x720 -b adalah video bitrate dalam bit per second, misal 2000k (2000 kbps) -c:a adalah audio codec, misal AAC -ab adalah audio bitrate dalam bit per second, misal 128k (128 kbps) Contoh 2: ffmpeg -y -i "/storage/emulated/0/FFMPEG/sample.mp4" -fs 100k -c:v libopenh264 -q:v 5 -c:a aac -ab 128k -ar 44100 "/storage/emulated/0/FFMPEG/sample_2.mp4" Keterangan parameter: -fs adalah batasan ukuran file (file size) dalam bytes, misal 100k bytes (100 kB) Sebagai catatan, bitrate hasil video akan disesuaikan secara otomatis sesuai ukuran file yang ditetapkan. Untuk mencek properties dari hasil encoding videonya, dapat menggunakan app Mediainfo. Kadang-kadang kita menerima file video berisi dialog yang terlalu kecil suaranya di smartphone. Sebelum disimpan atau di-share ulang, ada baiknya diperbesar volumenya. Untuk itu, dapat menggunakan aplikasi Video Volume Booster.
Dapat juga memperbesar volume file audionya di aplikasi audio editor tertentu, misalnya Goldwave. Kemudian, gunakan app Video Editor using FFmpeg untuk menggabungkan (merge) file video dan file audio yang sudah diperbesar volumenya. Cara lainnya adalah dengan menggunakan app Dolby On. Import-lah file video ke dalam aplikasi ini. Secara otomatis volume suara videonya akan di-gain up dan diberi noise reduction. Cara ini sangat recommended untuk video yang volume suaranya sangat kecil. Adakalanya ukuran file sebuah video terlalu besar untuk di-share. Misalnya, pada aplikasi WhatsApp ukuran sebuah file video untuk di-upload dibatasi sebesar 16 MB saja. Untuk memperkecil ukuran file video di smartphone, dapat menggunakan app Video Compress. Resolusi dan ukuran file video hasil kompresinya bisa dipilih secara manual.
Dapat juga menggunakan app Video Editor using FFmpeg, tetapi bitrate akhirnya tidak bisa di-set secara manual. Aplikasi Video Editor using FFmpeg dilengkapi pula dengan fitur untuk me-rotate video 90 atau 180 derajat. Sebagai kompromi antara ukuran file yang kecil dan kualitas gambar yang masih baik, kompreslah video dengan bitrate minimum 2 Mbps dan resolusi 720p. Ada kalanya volume hasil rekaman suara/lagu terlalu besar sehingga suaranya pecah. Ini berarti bentuk sinyal audio waveform-nya terjadi clipping. Distorsi ini dapat diperbaiki dengan menggunakan bantuan software Perfect Declipper atau Stereo Tool. Dapat juga menggunakan software iZotope RX Elements dengan fitur De-clip-nya yang hasil akhirnya hampir setara.
Sebagai catatan, fitur Perfect Declipper sudah built-in dalam software Stereo Tool, tetapi harus diaktifkan dengan cara membelinya secara terpisah. Meskipun harganya cukup mahal, tetapi hasilnya sangat menakjubkan. Untuk demo audionya, dapat diperoleh dari link ini. Untuk memperoleh sinyal mic yang kuat dan bebas/sedikit noise di komputer/notebook, dapat menggunakan bantuan 4 buah software audio, yaitu Stereo Tool, Accusonus ERA Noise Remover, Equalizer APO, dan Peace. Sangat disayangkan, software Accusonus ERA Noise Remover sudah tidak dapat diperoleh lagi per tahun 2022. Di samping itu, lisensi software Stereo Tool kemungkinan tidak terdeteksi di software Equalizer APO. Ini merupakan software bug, setidaknya saat artikel ini ditulis. Caranya adalah sebagai berikut. 1. Pertama-tama, download file audio plugin Stereo Tool (VST 2 plugin for 64 bit hosts) di path C:\VST. Lalu, install Accusonus ERA Noise Remover versi 64 bit (ada dalam installer ERA Bundle Standard), Equalizer APO, dan Peace di path default masing-masing. 2. Bukalah "Configuration editor" dari software Equalizer APO. Tambahkan device input mic yang akan digunakan, misalnya mic USB (microphone array, USB PnP Audio Device) dengan cara menekan tombol "+", lalu Control, kemudian Device (Select device), dan Change. 3. Tekan tombol "+" di bagian Selected device, lalu pilih Plugins, VST plugin, dan carilah file VST (format dll) dari plugin Accusonus ERA Noise Remover di path C:\Program Files\Steinberg\VSTPlugins\accusonus dan Stereo Tool di path C:\VST 4. Atur setting dari masing-masing plugin dengan cara menekan tombol Open panel. Untuk plugin Accusonus ERA Noise Remover, aturlah tombol penunjuk kekuatan reduksinya sampai background noise hilang atau kira-kira arah "jam 4". Kelemahannya, noise reduction yang berlebihan akan membuat suara vokal menjadi seperti suara robot. Untuk plugin Stereo Tool, gunakan profile "Speech" untuk menghasilkan suara yang lantang dan bebas dari clipping. Download dari link di bawah ini untuk mendapatkan setting-an "Speech". 5. Buka software Peace dan naikkan bagian Pre Amplifying sampai kira-kira 12-16 dB. Pastikan pada bagian Configurator Capture devices, telah terpilih Microphone Array (USB PnP Audio Device). 6. Sekarang jalankan software DAW (Digital Audio Workstation), misalnya Reaper. Pilihlah input device-nya ke Microphone Array (USB PnP Audio Device). Lalu, rekamlah suara vokal melalui mic USB. Akan terdengar dan terlihat gain level suara yang kuat dan bebas/sedikit noise. Cara-cara di atas adalah dengan bantuan software yang berpotensi adanya latency atau lag antara suara dan gambar video yang direkam pada komputer yang low performance. Namun, lebih baik memperoleh sinyal yang kuat dan bersih dari sisi hardware, yakni dengan menggunakan mikrofon yang telah dilengkapi dengan noise cancellation dan pre-amp. Dapat juga menggunakan adapter khusus untuk menghilangkan background noise yang disebut dengan AI noise cancelling mic adapter (contohnya, ASUS AI Noise Cancelling Adapter, yang lebih cocok untuk mic headphone ASUS ROG). Untuk pengguna graphic card NVIDIA seri RTX dan GTX, ada software NVIDIA RTX Voice (sekarang sudah terintegrasi di dalam aplikasi bernama NVIDIA Broadcast) yang sangat baik untuk background noise removal. Sayangnya, harga kartu grafis NVIDIA RTX dan GTX tergolong sangat mahal. Untuk pengguna aplikasi Zoom, cara-cara di atas dapat digunakan untuk menghasilkan suara yang kencang dan jelas. Meskipun di aplikasi Zoom sendiri sudah menyertakan fitur noise reduction dan boost volume untuk mic secara otomatis, tetapi hasil suaranya tidak sebaik dengan menggunakan metode di atas. Tetap selalu diingat, hasil rekaman suara yang telah mengalami noise cancellation secara tidak tepat atau berlebihan, akan cenderung terdistorsi seperti, "mendem", atau seperti suara robot, atau dalam air. Jadi, ekspektasi hasil suaranya tidak dapat dibandingkan dengan hasil rekaman yang dilakukan di dalam studio profesional.
|
AuthorMultimedia Archives
December 2024
Categories |