Jika mengunduh file dalam ukuran file size yang besar, seperti video full HD (2K, 4K) atau file Zip/RAR yang besar, ingatlah hal-hal berikut ini.
1. Pastikan untuk tidak men-save file yang akan diunduh langsung ke USB flash drive, tetapi ke internal drive. Kalaupun hendak menyimpan ke portable external drive, pastikan itu bukan ke flash disk. 2. Jangan mengunduh sembari melakukan unzip/unrar file secara multi-tasking karena kedua proses itu akan saling memperlambat satu sama lain. Selesaikan tasking tersebut satu demi satu. 3. Jika file besar yang hendak diunduh banyak, unduhlah satu per satu, jangan semua sekaligus. 4. Gunakan software download manager, seperti Internet Download Manager (IDM), Download Accelerator Plus (DAP), dan Internet Download Accelerator (IDA).
0 Comments
Apa yang nampak pada layar software OBS Studio dapat diproyeksikan ke tampilan layar aplikasi desktop client Zoom. Caranya adalah dengan menekan tombol "Start Virtual Camera" pada software OBS Studio dan memilih "OBS Virtual Camera" pada tombol "Start Video" di aplikasi desktop client Zoom. Selanjutnya, pada settings video Zoom, hapuslah tanda centang (uncheck) pada opsi "Mirror my video" agar proyeksi gambar tidak terbalik. Untuk menggunakan fitur ini, install-lah software OBS Studio dan Zoom versi terbaru, yakni yang dirilis setelah bulan September 2020. Untuk melakukan screen recording pada layar monitor komputer dengan hasil gambar video yang jelas, tajam, dan gerakan yang smooth, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Resolusi gambar video hasil screen recording tidak boleh di-resize. Artinya, resolusi video hasil editing harus sama dengan resolusi video saat di-record atau resolusi video input sama dengan output. Sebagai contoh, jika area screen recording adalah sebesar 1024 x 576 piksel, maka resolusi output video setelah diedit juga harus 1024 x 576. Jika output video di-resize ke resolusi yang lain, misal 1280 x 720, maka gambar tidak lagi tajam. Sebaliknya, jika resolusi video output yang diinginkan adalah 720p atau 1080p, maka record-lah screen dengan area 1280 x 720 atau 1920 x 1080. 2. Screen recording dalam mode full screen area harus di-playback di media player dalam mode full screen juga. Ini untuk menjaga konsistensi resolusi waktu di-record dan waktu di-view. Misal, software screen recorder di-set ke full screen area pada resolusi 1366 x 768, maka pada waktu di-playback di software media player, harus di-view secara full screen juga dengan resolusi 1366 x 768. 3. Adalah lebih baik tidak me-record screen dalam mode full screen display, tetapi dalam mode windowed screen (scaled down display). Alasannya, untuk mengurangi beban GPU dan CPU agar tidak terjadi lagging atau drop frame rate. Namun, hal ini tidak mutlak jika spesifikasi GPU dan CPU-nya sudah memadai. Contoh, jika resolusi display dari monitor di-set ke 1366 x 768, maka area screen recording dilakukan di bawah resolusi itu, misal 1024 x 576 atau 1280 x 720. 4. Tidak mengubah frame rate hasil recording dengan frame rate video hasil editing. Misal, frame rate screen recoding di-set ke 30 fps, maka video hasil editing juga harus di-ouput pada frame rate 30 fps. Perhatikan contoh video hasil screen recorder di atas ini. Video ini di-screen record dengan mode full screen area pada resolusi 1368x736. Untuk melihatnya dengan tajam, video harus di-playback pada media player dengan mode full screen.
Untuk mengedit video sekaligus menambahkan subtitle dan mengekspornya sebagai file SRT, VTT, atau SSA, dapat menggunakan software NCH VideoPad. Subtitle yang telah dibuat dapat di-burn-in bersama videonya (open caption) atau sebagai file terpisah yang dapat dimunculkan/disembunyikan (close caption). Keunggulan lainnya dari software ini adalah dapat mengekspor video MP4 secara lossless, artinya kualitas gambar input dan output-nya akan sama, tidak mengalami penurunan karena proses kompresi dan resize. Hal ini cocok untuk membuat video tutorial berisi banyak gambar berupa teks yang diperoleh dari hasil screen recording/capture. Berikut adalah cara menampilkan lirik lagu di software OBS Studio pada saat live streaming. 1. Pertama-tama, unduhlah script OBS-Lyrics dari link https://github.com/amirchev/OBS-Lyrics/releases. Kemudian copy-lah file lyrics.lua yang sudah diunduh tersebut ke folder: C:\Program Files\obs-studio\data\obs-plugins\frontend-tools\scripts. Setelah itu, load script tersebut dari menu Tools di software OBS Studio. 2. Tambahkan komponen Text (GDI+) di kolom sources software OBS Studio. Atur properties teksnya yang meliputi jenis font, size, warna, dan outline, misalnya font Arial Black 72 points berwarna putih dengan 7 points outline warna hitam. Kemudian atur posisi alignment dari teks agar berada di tengah bawah layar display. 3. Masuk ke bagian deskripsi dari script OBS-Lyrics. Tuliskan nama lagu dan paste seluruh teks lirik lagunya di kolom deskripsi yang tersedia. Teks lirik lagu bisa didapat dari pencarian di internet. Klik tombol Save untuk menyimpannya di folder C:\Users\username\.config\.obs_lyrics. Ulangi langkah ini untuk menyimpan lirik lagu-lagu yang lainnya. Semua daftar lirik lagu yang telah di-save akan muncul di Song Directory. 4. Pilihlah salah satu lirik lagu di Song Directory dan klik tombol Prepare Song. Lirik lagu tersebut akan dimasukkan ke bagian Prepared Songs. Pilihlah juga Text (GDI+) di bagian Text Source. 5. Pilihlah lirik lagu mana yang akan ditampilkan dari bagian Prepared Songs. Tekan tombol Show/Hide Lyrics sampai teks lirik muncul di layar OBS Studio. Tekan dan cobalah tombol-tombol Next dan Previous Lyric untuk menampilkan baris-baris lirik. Jika perlu, aturlah kembali properties dan posisi alignment dari teks sampai dirasa tepat. 6. Untuk memudahkan navigasi lirik, gunakan shortcut key yang dapat di-customize di bagian settings software OBS Studio. Latihlah dahulu penggunaan metode ini hingga lancar dan terbiasa agar tidak terjadi hambatan pada saat live streaming berlangsung. Pada saat mem-playback sebuah file video di set-top-box TV, umumnya subtitle hanya dapat dimunculkan asalkan nama file-nya sama dengan nama file videonya. Jika kita mempunyai banyak file video dalam beberapa folder/subfolder, di mana nama file subtitle-nya banyak yang tidak sama dengan nama videonya, maka akan sangat melelahkan untuk me-rename-nya satu per satu. Namun, dengan bantuan software Subtitle Renamer, hal tersebut dapat dilakukan secara batch. Cukup pilih folder utama (parent folder) yang di dalamnya terdapat subfolder-subfolder berisi video dan subtitle tersebut. Syaratnya, hanya boleh 1 file video untuk 1 file subtitle saja dalam sebuah folder/subfolder. Jika terdapat lebih dari 1 file subtitle dalam folder/subfolder tersebut, maka akan ditambahan sebuah sufiks (akhiran) berupa nomor urut. Di samping itu, ada software Subtitle and Video Renamer yang mampu menamai file video berdasarkan nama file subtitle-nya atau sebaliknya. Juga ada fitur pemetaan/mapping antara file video dan subtitle-nya secara sebelah-menyebelah agar tidak terjadi kesalahan. Ini cocok jika terdapat campuran banyak file video dan subtitle yang terletak dalam 1 folder utama saja. Berhati-hatilah agar tidak salah memasangkan video dengan subtitle-nya. Jika tidak, maka dapat bertambah kacau. Yang paling baik adalah masing-masing video dan pasangan subtitle-nya terkumpul dalam sebuah folder. Ada 2 cara untuk merekam atau mendapatkan video live streaming secara langsung (live). Pertama, dengan cara screen capture atau screen recorder menggunakan software seperti Cyberlink Screen Recorder. Kelebihannya, semua jenis video yang tampil di layar monitor komputer dapat di-capture. Kelemahannya, perangkat komputer tidak dapat digunakan untuk mengerjakan tugas lainnya karena akan mengganggu jalannya proses capture. Resolusi video yang dapat di-capture terbatas pada resolusi sumber video streaming-nya. Pilihlah resolusi capture pada maksimum 720p atau malah 480p saja agar drop frame tidak sering terjadi.
Cara kedua adalah menggunakan software Replay Media Catcher. Kelebihannya, video streaming dapat langsung diunduh dari link HTTP(S)-nya. Resolusi video streaming dapat dipilih dalam format HD (high definition 720p jika ada) atau SD (standard definition 480p). Kelemahannya, tidak semua video live broadcast dapat diunduh. Hal ini tergantung dari pihak broadcaster video streaming tersebut, apakah bersifat protected content atau tidak. Jika cara kedua ini gagal, tempuhlah cara pertama. Harap diingat, video streaming yang direkam atau diunduh hanya untuk keperluan personal backup saja, bukan untuk membajak atau memanipulasi content. Ada kalanya video yang berisi tutorial, seminar, ceramah, khotbah, atau audio monolog lainnya perlu diberi subtitle/caption agar isi materi atau content-nya menjadi lebih jelas kepada para pendengar. Kita dapat mengetik teks subtitle sambil mendengarkan suara ucapan dari videonya secara manual, tetapi cara ini memakan waktu yang lama.
Ada metode yang bernama audio transcribing, yaitu mengubah ucapan menjadi teks atau konon disebut speech to text. Dalam hal ini, suara ucapan yang ada dalam file audio (MP3) disalin menjadi file teks (TXT). Kini ada juga metode bernama caption transcribing, yakni suara ucapan yang ada dalam file video (MP4) disalin menjadi file subtitle (SRT). Perbedaan audio transcribing dengan caption transcribing adalah pada caption transcribing terdapat timecode, sedangkan pada audio transcribing tidak. Software terbaik untuk audio transcribing adalah Dragon Naturally Speaking. Banyak penyedia jasa transcriber online, baik secara manual atau dengan cara machine learning berteknologi AI (artificial intelligence) dengan tingkat akurasi 98-99%, misalnya Rev, happyscribe, dan Maestra. Untuk membuat subtitle video YouTube dapat mencoba website http://youtube-subtitle.com. Website YouTube sendiri mempunyai fitur auto-generated closed caption (CC) untuk video berbahasa Inggris, sedangkan fitur auto-generated CC untuk video live streaming berbahasa Indonesia masih dalam tahap beta. Ada pula fitur auto-translate ke bahasa lain (termasuk Indonesia), asalkan di videonya sudah tersedia minimum 1 subtitle dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Salah satu software yang dapat digunakan untuk membuat file subtitle SRT dan TXT secara otomatis dari file video MP4 atau dari file audio MP3 adalah pyTranscriber. Akurasi dari software ini sekitar 90-95% dengan syarat artikulasi kalimat harus diucapkan dengan jelas dan bersih (tidak ada background noise). Lebih tepat untuk ucapan monolog, bukan dialog yang tumpang-tindih. Mendukung berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Untuk bahasa Inggris, tingkat akurasinya cukup tinggi. Kelemahannya, banyak baris kalimat atau kata-kata yang lolos dan banyak lafal yang salah di-transcribe. Setidaknya, dengan software pyTranscriber ini kita tidak perlu membuat file subtitle dari nol. Untuk menerjemahkan bahasa original dari sebuah file subtitle (format SRT) ke bahasa lainnya, dapat menggunakan software Subtitle Translation Wizard dan Subtitle Edit. Kelemahannya, hasil terjemahan atau tata bahasanya terasa kaku. Namun, setidaknya masih dapat dimengerti. Untuk aplikasi penerjemah subtitle di smartphone Android, dapat menggunakan app File Translator Subtitle. Keunggulannya app ini dapat menerima input format subtitle seperti SRT, VTT, SUB, TXT, dan LRC (lirik).
Sampai saat ini, cara terbaik untuk menerjemahkan bahasa subtitle adalah dengan metode human translation dan bukan machine translation. Banyak jasa penerjemah online dengan metode human translation yang baik di luar sana. Selain itu, ada website khusus penerjemah file subtitle dengan metode machine translation, seperti Subtitle Cat dan Translate subtitles yang dapat digunakan secara gratis. Open caption atau subtitle yang telah di-burn-in (hardcoded) dalam frame-frame video dapat diekstrak menjadi file subtitle (close caption) yang terpisah dari videonya dengan bantuan software VideoSubFinder dan Abbyy FineReader. Teknik yang digunakan adalah membaca gambar-gambar video yang berisi tulisan serta mengubahnya menjadi teks dengan metode OCR (optical image recognition). Langkah-langkahnya sebagai berikut. 1. Tempatkan parent folder dari software VideoSubFinder di root drive atau drive C komputer. Jalankan software VideoSubFinder dan klik tombol Clear Folders terlebih dahulu sebelum memulai proses ekstraksi. Lalu, klik Open video (openCV) untuk meng-input file video yang akan diproses. Kemudian, klik menu tab Search. Lakukan crop pada video sebatas baris subtitle saja. Lalu, klik tombol Run Search. Tunggu sampai selesai. 2. Kemudian, klik menu tab OCR. Klik tombol Create Cleared TXT Images. Tunggu kembali sampai selesai. Hasilnya adalah sekumpulan gambar berisi subtitle dengan latar belakang putih. Biarkan software dalam keadaan terbuka dan jangan ditutup. 3. Sementara itu, buka software Abbyy FineReader, lalu import semua gambar yang dihasilkan dari langkah nomor 2 (di subfolder TXTImages). Lakukan proses OCR dengan cara membaca dan men-save setiap gambar yang ada menjadi plain text (format TXT). Periksa dan koreksilah dahulu setiap hasil pembacaan OCR sebelum di-save menjadi teks. Pada saat menyimpan file teks, pilih "Create a separate file for each source file". Hasilnya disimpan dalam subfolder bernama TXTResults. 4. Setelah itu, masuk kembali ke software VideoSubFinder, lalu klik tombol Create Sub From TXT Results. Hasil akhirnya adalah sebuah file SRT yang masih perlu diedit dari kesalahan-kesalahan huruf dalam teks. Editlah dengan menggunakan software Notepad di Windows. 5. Jika timing subtitle dan videonya tidak sinkron, gunakan software Subtitle Edit untuk mensinkronkannya. Teknik ini berguna untuk mendapatkan kembali file SRT yang sudah terlanjur di-hardcoded permanen pada gambar video aslinya. |
AuthorMultimedia Archives
September 2024
Categories |